Selasa, 13 Desember 2011

LAGU DOLANAN ANAK







Nah....inilah sebagian hasil rekaman CD lagu2 dolanan anak Jawa jaman dulu.....
tentu kalau ingin melihat selengkapnya anda harus memiliki CD nya....hehehe bukan iklan bukan promosi, namun CD ini misinya adalah untuk mengenalkan anak2 kita akan budaya yang adiluhung itu, lagu2 dolanan anak yang tidak sekedar tontonan tapi juga mengandung tuntunan, mengajak anak2 untuk santun, berbudi luhur....yang kesemua itu saat ini sudah merupakan barang langka.....
Lagu2 seperti yang ada didalam rekaman ini, ILIR2....adalah lagu yang mengajarkan 5 (lima) rukun Islam, yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, dan itu oleh para wali kita jaman dulu, dituangkan ke dalam nyanyian, supaya masyarakat Jawa yang belum mengenal Islam dapat memahami ajaran Agama Islam melalui lagu, yang merupakan budaya yang sudah dikenal dan disukai oleh masyarakat jaman itu.
Kemudian lagu2 yang lain seperti Menthok2.....sederhana sekali lagu itu, menceritakan tentang seekor menthok yang malas, jalannya lucu, kerjaannya hanya tidur di kandang nggak kerja, dan ini akan menjadi bahan ejekan, yang tidak pantas ditiru dan dilakukan anak2....jadi kalau mereka malas ya seperti menthok.....
Memberikan nasihat kepada anak2 kita dengan cara melalui lagu2 dolanan seperti itu akansangat efektive, anak2 tidak merasa digurui tapi mereka akan menurut....itulah kekuatan lagu itu...
Dan apa yang kita llihat dan dengar saat ini ?
Lagu2 yang sangat 'kreative'......, untuk melodynya kita tentu setuju 100 %, sangat indah dan enak didengar, namun untuk syairnya, sama sekali tidak ada unsur yang mendidik, bahkan banyak yang sangat tidak pantas di dengat oleh kuping anak2 kita, kadang2 dikatakan disana suatu perbuatan yang sebenarnya tidak pantas tapi karena dilagukan menjadi seperti pembenaran sebuah perilaku yang tidak baik......aduhhhh, tentu pusing kita, bagaimana mencegah anak2 itu tidak mendengar kalau lagu itu terus berkumandang di semua tempat, tanpa mampu kita mengkontrolnya, misalnya tentang perselingkuhan, tentangmenjadi orang kedua, tentang kehamilan tanpa pernikahan duh......
Tapi sebenarnya, juga masih banyak penyanyi yang membuat lagu dengan syair yang bagus, tentang kemanusiaan, tentang cinta terhadap orang tua, terhadap alam dan ligkungan, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yg vulgar dan negativ.
Untuk mengimbangi itulah, kami berusaha membuat rekaman lagu2 dolanan Jawa jaman dulu yang sudah hampir tak pernah terdengar lagi, agar anak2 punya banyak referensi untuk memilih yang baik...tentu sambil didampingi orang tua masing2, orang tua juga harus peduli dengan itu semua, kalau tidak ingin anak2 terpengaruh oleh hal2 yang buruk melalui syair lagu yang tidak baik.
Mudah2an hal kecil yang kami lakukan degan rekaman lagu2 ini mampu emberkan sumbangsih kami untuk pendidikan moral anak2 Bangsa, amin.

UPACARA TRADISIONAL TEDHAK SITI YANG ADILUHUNG


Upacara tradisional Jawa Tedhak Siti atau Tedhak Siten, adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada saat anak yang memasuki usia 7 bulan dan mau mulai menginjakkan kaki untuk ditetah (dituntun belajar berjalan).
Menurut Prof. DR. Koentjaraningrat dalam bukunyaKebudayaan Jawa , bahwa upacara Tedhak Siten atau Upacara Menyentuh Tanah ini dianggap upacara yang paling penting oleh masyarakat Jawa di desa maupun di kota, upacara ini selalu diadakan pada pagi hari dengan menggunakan berbagai benda, yaitu kurungan ayam, sebuah tampah dengan nasi kuning dan beberapa mata uang, tujuh buah tampah yang masing2 berisi juadah dengan 7 (tujuh) warna, dan ditata urut menuju ke sebuah tangga yang terbuat dari tebu,dan masih ada beberapa perlengkapan berupa alat2 permainan yang nantinya akan dipilih oleh anak yang tedhak siten.
Upacara ini biasanya diperingati dengan menghadirkan keluarga dan tetangga kanan kiri, baik itu anak2 kecil maupun orang dewasa, untuk ikut menyaksikan kesempatan pertama anak tersebut pertama kali menyentuh tanah dan memilih alat permainan yang sudah disiapkan didlam kurungan, sebagai tanda tentang profesi yang nantinya akan digeluti anak, dari benda yang dipilih.
Tapi ini sebenarnya hanya merupakan suatu do'a atau pengharapan kepada anakk tersebut, agar dia kelak menjadi orang yang berguna dan sukses dalam hidupnya, sebagaimana profesi yang akan dijalani nanti.
Prosesi upacara itu diawali dengan si anak yang digendong oleh neneknya kemudian dimasukkan ke dalam kurungan, untuk memilih mainan yang ada, sebagai perlambang kesuksessan hidupnya kelak, kemudian setelah  itu anak akan dibimbing untuk menginjakkan kakinya pada juadah tujuh rupa, yang merupakan perlambang bahwa dia kelak akan menjalani kehidupan di dunia yang peuh dengan warna kehidupan, ada sedih, gembira, kecewa, puas dan berbagai rasa dalam hidup ini, dan diharapkan si anak sudah siap untuk menghadapi semua itu serta menyikapinya nanti.
Nah setelah itu anak tersebut akan dibawa menuju tangga yang terbuat dari tebu, sebagai gambaran bahwa dia akan naik terus jenjang kehidupannya sampai tangga yang tertinggi, kemudian anak tersebut akan dicuci kakinya oleh neneknya dengan air yang penuh dengan bunga setaman, supaya harum mewangi namanya dan kehidupannya.
Dan ritual terakhir yang dilakukan adalah membawa anak tersebut menginjakkan kakinya yang pertama di tanah, sebagi pertanda dia mulai menjalani kehidupan dengan langkah pertamanya pada hari itu.
Upacara Tedhak Siten ini, sebenarnya hanyalah gambaran dari sebuah pengharapan dan do'a kepada Allah Yang Maha Kuasa, agar anak tersebut kelak menjadi anak yang berhasil yang mampu mengarungi kehidupan ini berbekal do'a restu dari orang tuanya. Ini sebuah tradisi...yang telah dilakukan turun temurun oleh nenek moyang kita....itu saja....tetapi diwujudkan dalam sebuah rentetan ritual yang indah dilihat dan dinikmati.
Ada sementara orang yang beranggapan itu sebuah kemusyrikan.....lalu dimana letak musyriknya ?tidak ada pemujaan terhadap suatu benda sehingga layaknya kita memuja Allah....semua benda yang digunkan didalam upacara tersebut hanya merupakan sebuah pengeja wantahan dari sebuah do'a dan harapan, dan untuk sebuah performance upacara ini sangat menarik untukdisaksikan apalagi oleh wisatawan manca negara, yang dinegaanya sana upacara seperti ini tidak ada yang menyelenggarakan.
Tapi jangan heran....di Jawa ini upacara seperti ini sudah  jarang yang menyelenggarakan, tetapi untuk sebuah  kota di Suriname, konon kabarnya malah masih wajib menyelenggarkan upacara seperti ini, mereka masih melestarikan berbagai upacara yang ada di pulau Jawa ini dngan tertib
Jadi tak ada alasan bagi kita dipulau Jawa ini untuk tidak melaksnakan upacara2 seperti ini dalam kehibupan se hari2, sebagai upaya melestarikan kebudayaan Jawa yang adiluhung ini, dan sekali gus sebaai upaya menarik kedatangan wisatawan manca negara ke Indonesia ini.

Dan pada Juli 2011, dalam rangka Gelar Buku, yang merupakan agenda rutin dari Perpustakaan Kabupaten Batang, kami telah menggelar upacara tersebut sebagai suatu upaya ikut serta melestarikan dan menggali kembali kebudayaan Jawa yang adiluhung, sebagai asset yang tak ternilai, mudah2an tayangan gambar dan tulisn ini, mampu memberikan inspirasi bagi masyarakat Indonesa.

Senin, 12 Desember 2011

BUKU AWAL HIDUP SUKSES

Di sebuah desa yang cukup sulit dijangkau, bukan lantaran daerahnya yang sulit, namun karena melingkar lingkarnya jalan sempit, yang akhirnya sampai ke suatu desa yang namanya Sukomangli, bagi yang sudah sering ke sana tentu bukan hal yang susah untuk menemukan desa tersebut, tetapi bagi orang dari luar kota tentu akan kesulitan untuk menemukan desa tersebut.
Ada apa sebenarnya di desa tersebut sehingga perlu kita datangi kesana ?
Di sana disebuah lemari tua, yang didalamnya tertata apik buku2 berjajar, bertengger sebuah piala kecil mungil, tapi bernilai Nasional, yah..perpustakaan itu pernah menjadi juara harapan 3 tingkat Nasional, tentu bukan hal yang mudah meraih predikat itu, untuk sebuah perpustakaan yang ada di desa dengan koleksi buku dan sarana prasarana sangat seadanya.
Adalah seorang guru Wiyata Bakti dari sebuah  Sekolah Dasar, yang mendedikasikan waktunya untuk mengelola sebuah taman bacaan, sekaligus mendampingi anak2 yang mendatangi taman bacaannya untuk belajar, mengerjakan PR, dan semua itu dilakukannya dengan gratis, dijalaninya dengan ikhlas, dan hebatnya lagi rumah mungilnya itu dia relakan untuk kegiatan tersebut, dengan mendapat support yang hebat dari istri tercintanya.....wah klop sudah, seorang 'pejuang' ilmu mendapat pendamping hidup yang sangat mengerti, duh bahagianya mereka.
Saya memang sangat trenyuh menyaksikan itu semua, seorang guru yang belum mempunyai SK apapun,apalagi sertifikasi..... tapi dedikasi dan loyalitasnya terhadap pendidikan sangat tinggi,bahkan dilirikpun tidak oleh sebagian besar pemegang kebijakan dan kewenangan,hal yang sangat ironis ditengah maraknya pendidikan sebagai skala prioritas untuk didanai dengan anggaran 20 % dari seluruh APBN.....dan dia ini pula yang pantas disebut sebagai 'pahlawan tanpa tanda jasa'.

Sayang, saya bukan milyader atau sekedar jutawan yang mampu membantu dia dengan menggelontorkan dana untuk mengembangkan dan menambah koleksi buku2nya....namun dengan segala kemampuan yang ada kami berusaha memfasilitasi bantuan yang mungkin dapat dimohonkan entah itu lembaga pemerintah, swasta maupun perorangan.....selalu kami ikut sertakan dalam event yang kami selenggarakan di tingkat Kabupaten, sekedar untuk 'memberitakan' kepada 'kawan'  bahwa ada seseorang yang pantas dibantu, disupport agar kegiatan yang dilakukan dan sngat bermanfaaat bgi anak2 dan masyarkat di lingkungannya  itu bisa mendapatkan fasilitas atau menambah koleksi buku2nya.
Yang lebih menarik, si mas yang mengelola perpustakaan tersebut, mempunyai komitment pada diri sendiri, yaitu apabila dia pergi ke 'kota', dia WAJIB membeli minimal 2 buku untuk menambah koleksi buku2nya......duh mukaku seperti ditampar oleh kenyataan itu, aku kalau masuk ke toko, hanya berfikir menambah koleksi tas,sepatu atau baju yang sudah memenuhi lemariku.
Kalau saja anda para pembaca blog saya ini sempat bertatap muka dengannya, akan kita temukan wjah yang
 ikhlas, sabar dan polos......

S ampai suatu saat do'a kami nampaknya "terdengar' oleh Allah swt.....ada 'tangan"NYA ikut  didalamnya, bantuan mulai mengalir, dari pribadi seseorang yang mulia, tanpa pamrih, hanya karena melihat foto2 kegiatan kami, beliau tergerak membantu......Alhamdulillah, air mataku hampir saja tak lagi dapat kutahan, ketika melihat wajah bahagia dengan mata yg mulai berair, menerima bantuan uang tersebut......dia tidak menduga sama sekali menerima uang sebanyak itu, dari seseorang yang baru dikenalnya pula......tapi itu kenyataan mas, bukan mimpi........dan setelah itu dari lembaga Pemerintah, dari organisasi, juga mulai memperhatkan dn memberi bantuan.
Semua yang dilakukan si mas ini memang hebat, dia berprinsip, berbuatlah sesuatu bagi sesama, maka Insya Allah Tuhan akan melihat dan mengulurkan bantuanNYA untuk kita........
Dan dengan buku, si mas ini berprinsip, dengan membaca buku maka akan selalu bertam.bah pengetahuan kita, wawasan kita ...oleh karenanya dia tidak bosan2nya mengajak anak2 dan remaja didesanya tersebut untuk  rajin membaca.
Tuhan mmang tidak tidur, selalu sja DIA mendengar dan melihat apa saja yg dilakukan hambaNYA,(medio Des2011)
Mudah2an tulisan kecil ini mampu menginspirasi kita semua.....