Senin, 02 Mei 2011

AKU SEORANG WANITA

Aku seorang wanita……, tak seorangpun menyangsikan itu, apa lagi dari rahimku telah terlahir seorang putra yang ganteng dan seorang putri yang cantik, tapi bukan hanya sekedar pengakuan itu yang aku butuhkan, tapi sesuatu yang merupakan tuntutan peran dari seorang wanita.
Melahirkan, sebagai seorang wanita adalah tugas yang sudah merupakan kodrat, dan Alkhamdulillah aku diberi kepercayaan oleh Allah untuk itu, bersyukur tentu saja tak henti hentinya kulakukan.
Namun  seiring dengan itu ada hal yang selalu menggelitik hati ini, tugasku tentu bukan hanya melahirkan mereka, disamping itu masih ada tugas yang lebih berat dan cukup menguras energy, yakni membesarkan dan mendidik mereka dengan segenap kasih sayang yang kumiliki, serta menghantarkan mereka menuju gerbang yang namanya ‘bermasyarakat’, yaitu menikah, bekerja dan seterusnya, menjadi  mahluk social yang harus berada di tengah2 masyarakat dengan segala aspeknya, yang tentu membutuhkan persiapan dan bekal yang sangat komplit yang harus mereka miliki.
Sepertinya baru kemarin, aku sebagai ibunya anak2, menyiapkan baju seragam Taman Kanak Kanak, baru kemarin rasanya aku menyuapinya, tak terasa sekarang mereka berdua sudah menginjak dewasa,kuliah sudah diselesaikannya, dan yang kecilpun saat ini sedang menyusun skripsinya.
Duh bahagia rasanya memandangi anak2ku kini sudah dewasa…aku jadi teringat kala aku harus mengasuh mereka seorang diri, karena bapaknya sedang memulai karir dikota lain yang cukup jauh, dan hanya seminggu sekali dapat mengunjungi kami, aku yang selalu menghadapi seorang diri anak anak yang bisa dikatakan besar di rumah sakit, karena hampir 2 – 3 bulan sekali harus opname karena sakit dan kejang2…. Tapi Alhamdulillah, semua dapat kami lalui, dan  mereka sudah dewasa.
Aku sebagai ibunya, kadang ter heran2 dengan sikap anak2….aku terkadang lupa mereka sudah bukan anak kecil lagi, yang bisa didikte sesuai keinginan kita, mereka sudah punya prinsip sendiri, lengkap dengan segudang argumentasinya yang sangat logis, dan kami orang tuaya memang harus bisa menerima itu sebagai suatu kedewasaan yang mereka miliki.
Kadang memang, sebagai orang tua kami kaget ketika mereka ‘melawan’, tetapi seketika itu pula kami menyadari, bahwa anak2 sudah waktunya mempunyai ‘sikap’, yang kadang kadang tidak sejalan dengan pikiran kami sebagai  orang tua, tetapi kami harus bisa menerima itu, sepanjang mereka tetap berada di jalan yang diridhoi Allah swt.
Sebagai seorang wanita, tentu saja aku bangga, karena aku mendapatkan peran yang tak mungkin tergantikan oleh siapapun, yaitu peranku sebagai ibu.
Aku sangat takjub ketika dalam rahimku saat itu mulai tumbuh sesuatu yang hidup, berdetak, kemudian ketika semakin besar sesuatu yang ada dan tumbuh dalam rahim tersebut, semakin kuat gerakannya,bahkan menendang ke kanan dan kekiri…aku bahagia dan bersyukur, dan aku semakin memuji kebesaranNYA.
Sebagai wanita aku merasa sempurna, tinggallah kini aku haarus buktikan, akupun mampu membesarkan mereka, anak anak yang kulahirkan dan menjadikan mereka manusia yang berkualitas, yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, Negara dan Bangsanya.
Fondasi agama tentu menjadi satu keharusan bagi mereka, karena dengan mereka memiliki Iman didada, maka mereka Insya Allah akan selalu berjalan di jalan yang di Ridhoi Allah, menjadi umatNYA yang sholeh dan sholikhah.
Kini, tinggal sejengkal lagi mendampingi mereka, dan kini aku sebagai seorang wanita yang sekali gus sebagai ibu,sudah hampir usai tunaikan kuwajiban.
Dan rasanya memang tidak akan pernah usai melakukan’ pendampingan’ untuk anak anakku, kalau dulu secara fisik aku seagai ibunya harus mendmpingi mereka, kini lebih dibutuhkan dalam bentuk do’a yang senantiasa kupanjatkan keharibaan Allah swt.
Bahkan setiap saat memanjatkan do’a tuk anak anak, selalu saja air mata mengiringi bibirku yang gemetar mengucap pinta, meraih Ridho dan RahmatNYA,selalu saja sajadah menjadi basah oleh tetes air mata…bahkan tiap tengah malam.
Ingin rasanya aku tak beranjak dari sajadah itu, supaya Allah tak kan jauh dari langkah anak anakku  dankarena aku tak lagi mampu mengikuti kemana anak2ku pergi, aku hanya mampu mengikuti langkah anak anak dengan do’a dan cinta.
Selalu saja do’a terucap dari bibirku nan kelu…ya Allah…ya Rob, maafkan hambaMU ini, yang tak punya malu tuk selalu memohon padaMU, setiap saat kupanjatkan do’a dan mohon KAU berkenan mengabulkannya, do’a tuk anak2ku ya Allah, anak2  amanah yang KAU berikan pada hamba, aku sangat tahu apa saja kelebihan dan kekurangan anak2ku, namun aku mohon, berikanlah kemudahan tuk anak anakku meraih kesuksessan, kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, dengan segala kelebihan sekaligus kekurangannya.
Hamba mohon kemudahan bagi mereka tuk gapai keberhasilan, namun hamba juga memohon berikan kekuatan pada anak anakku, agar mereka mampu menjadi umatMU yang selalu  mendirikan sholat,  melaksanakan perintahMU dan menjauhi laranganMU, dan menjadi manusia yang tegar dan kuat dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini.
Dengan demikian ya Allah, aku akan merasa menjadi wanita yang bisa melaksnakan tugas kuwajibanku dengan sempurna, dan tak sia sia rasanya hidup ini, apa bila aku berhasil mambimbing anak anak menjadi anak yang sholeh dan solikhah
Amin Ya Robbal’alamin
 
                                                                                                       Akhir April 2011
                                                                                                                                                 Jeng tuti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar