Selasa, 13 Desember 2011

LAGU DOLANAN ANAK







Nah....inilah sebagian hasil rekaman CD lagu2 dolanan anak Jawa jaman dulu.....
tentu kalau ingin melihat selengkapnya anda harus memiliki CD nya....hehehe bukan iklan bukan promosi, namun CD ini misinya adalah untuk mengenalkan anak2 kita akan budaya yang adiluhung itu, lagu2 dolanan anak yang tidak sekedar tontonan tapi juga mengandung tuntunan, mengajak anak2 untuk santun, berbudi luhur....yang kesemua itu saat ini sudah merupakan barang langka.....
Lagu2 seperti yang ada didalam rekaman ini, ILIR2....adalah lagu yang mengajarkan 5 (lima) rukun Islam, yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, dan itu oleh para wali kita jaman dulu, dituangkan ke dalam nyanyian, supaya masyarakat Jawa yang belum mengenal Islam dapat memahami ajaran Agama Islam melalui lagu, yang merupakan budaya yang sudah dikenal dan disukai oleh masyarakat jaman itu.
Kemudian lagu2 yang lain seperti Menthok2.....sederhana sekali lagu itu, menceritakan tentang seekor menthok yang malas, jalannya lucu, kerjaannya hanya tidur di kandang nggak kerja, dan ini akan menjadi bahan ejekan, yang tidak pantas ditiru dan dilakukan anak2....jadi kalau mereka malas ya seperti menthok.....
Memberikan nasihat kepada anak2 kita dengan cara melalui lagu2 dolanan seperti itu akansangat efektive, anak2 tidak merasa digurui tapi mereka akan menurut....itulah kekuatan lagu itu...
Dan apa yang kita llihat dan dengar saat ini ?
Lagu2 yang sangat 'kreative'......, untuk melodynya kita tentu setuju 100 %, sangat indah dan enak didengar, namun untuk syairnya, sama sekali tidak ada unsur yang mendidik, bahkan banyak yang sangat tidak pantas di dengat oleh kuping anak2 kita, kadang2 dikatakan disana suatu perbuatan yang sebenarnya tidak pantas tapi karena dilagukan menjadi seperti pembenaran sebuah perilaku yang tidak baik......aduhhhh, tentu pusing kita, bagaimana mencegah anak2 itu tidak mendengar kalau lagu itu terus berkumandang di semua tempat, tanpa mampu kita mengkontrolnya, misalnya tentang perselingkuhan, tentangmenjadi orang kedua, tentang kehamilan tanpa pernikahan duh......
Tapi sebenarnya, juga masih banyak penyanyi yang membuat lagu dengan syair yang bagus, tentang kemanusiaan, tentang cinta terhadap orang tua, terhadap alam dan ligkungan, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yg vulgar dan negativ.
Untuk mengimbangi itulah, kami berusaha membuat rekaman lagu2 dolanan Jawa jaman dulu yang sudah hampir tak pernah terdengar lagi, agar anak2 punya banyak referensi untuk memilih yang baik...tentu sambil didampingi orang tua masing2, orang tua juga harus peduli dengan itu semua, kalau tidak ingin anak2 terpengaruh oleh hal2 yang buruk melalui syair lagu yang tidak baik.
Mudah2an hal kecil yang kami lakukan degan rekaman lagu2 ini mampu emberkan sumbangsih kami untuk pendidikan moral anak2 Bangsa, amin.

UPACARA TRADISIONAL TEDHAK SITI YANG ADILUHUNG


Upacara tradisional Jawa Tedhak Siti atau Tedhak Siten, adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada saat anak yang memasuki usia 7 bulan dan mau mulai menginjakkan kaki untuk ditetah (dituntun belajar berjalan).
Menurut Prof. DR. Koentjaraningrat dalam bukunyaKebudayaan Jawa , bahwa upacara Tedhak Siten atau Upacara Menyentuh Tanah ini dianggap upacara yang paling penting oleh masyarakat Jawa di desa maupun di kota, upacara ini selalu diadakan pada pagi hari dengan menggunakan berbagai benda, yaitu kurungan ayam, sebuah tampah dengan nasi kuning dan beberapa mata uang, tujuh buah tampah yang masing2 berisi juadah dengan 7 (tujuh) warna, dan ditata urut menuju ke sebuah tangga yang terbuat dari tebu,dan masih ada beberapa perlengkapan berupa alat2 permainan yang nantinya akan dipilih oleh anak yang tedhak siten.
Upacara ini biasanya diperingati dengan menghadirkan keluarga dan tetangga kanan kiri, baik itu anak2 kecil maupun orang dewasa, untuk ikut menyaksikan kesempatan pertama anak tersebut pertama kali menyentuh tanah dan memilih alat permainan yang sudah disiapkan didlam kurungan, sebagai tanda tentang profesi yang nantinya akan digeluti anak, dari benda yang dipilih.
Tapi ini sebenarnya hanya merupakan suatu do'a atau pengharapan kepada anakk tersebut, agar dia kelak menjadi orang yang berguna dan sukses dalam hidupnya, sebagaimana profesi yang akan dijalani nanti.
Prosesi upacara itu diawali dengan si anak yang digendong oleh neneknya kemudian dimasukkan ke dalam kurungan, untuk memilih mainan yang ada, sebagai perlambang kesuksessan hidupnya kelak, kemudian setelah  itu anak akan dibimbing untuk menginjakkan kakinya pada juadah tujuh rupa, yang merupakan perlambang bahwa dia kelak akan menjalani kehidupan di dunia yang peuh dengan warna kehidupan, ada sedih, gembira, kecewa, puas dan berbagai rasa dalam hidup ini, dan diharapkan si anak sudah siap untuk menghadapi semua itu serta menyikapinya nanti.
Nah setelah itu anak tersebut akan dibawa menuju tangga yang terbuat dari tebu, sebagai gambaran bahwa dia akan naik terus jenjang kehidupannya sampai tangga yang tertinggi, kemudian anak tersebut akan dicuci kakinya oleh neneknya dengan air yang penuh dengan bunga setaman, supaya harum mewangi namanya dan kehidupannya.
Dan ritual terakhir yang dilakukan adalah membawa anak tersebut menginjakkan kakinya yang pertama di tanah, sebagi pertanda dia mulai menjalani kehidupan dengan langkah pertamanya pada hari itu.
Upacara Tedhak Siten ini, sebenarnya hanyalah gambaran dari sebuah pengharapan dan do'a kepada Allah Yang Maha Kuasa, agar anak tersebut kelak menjadi anak yang berhasil yang mampu mengarungi kehidupan ini berbekal do'a restu dari orang tuanya. Ini sebuah tradisi...yang telah dilakukan turun temurun oleh nenek moyang kita....itu saja....tetapi diwujudkan dalam sebuah rentetan ritual yang indah dilihat dan dinikmati.
Ada sementara orang yang beranggapan itu sebuah kemusyrikan.....lalu dimana letak musyriknya ?tidak ada pemujaan terhadap suatu benda sehingga layaknya kita memuja Allah....semua benda yang digunkan didalam upacara tersebut hanya merupakan sebuah pengeja wantahan dari sebuah do'a dan harapan, dan untuk sebuah performance upacara ini sangat menarik untukdisaksikan apalagi oleh wisatawan manca negara, yang dinegaanya sana upacara seperti ini tidak ada yang menyelenggarakan.
Tapi jangan heran....di Jawa ini upacara seperti ini sudah  jarang yang menyelenggarakan, tetapi untuk sebuah  kota di Suriname, konon kabarnya malah masih wajib menyelenggarkan upacara seperti ini, mereka masih melestarikan berbagai upacara yang ada di pulau Jawa ini dngan tertib
Jadi tak ada alasan bagi kita dipulau Jawa ini untuk tidak melaksnakan upacara2 seperti ini dalam kehibupan se hari2, sebagai upaya melestarikan kebudayaan Jawa yang adiluhung ini, dan sekali gus sebaai upaya menarik kedatangan wisatawan manca negara ke Indonesia ini.

Dan pada Juli 2011, dalam rangka Gelar Buku, yang merupakan agenda rutin dari Perpustakaan Kabupaten Batang, kami telah menggelar upacara tersebut sebagai suatu upaya ikut serta melestarikan dan menggali kembali kebudayaan Jawa yang adiluhung, sebagai asset yang tak ternilai, mudah2an tayangan gambar dan tulisn ini, mampu memberikan inspirasi bagi masyarakat Indonesa.

Senin, 12 Desember 2011

BUKU AWAL HIDUP SUKSES

Di sebuah desa yang cukup sulit dijangkau, bukan lantaran daerahnya yang sulit, namun karena melingkar lingkarnya jalan sempit, yang akhirnya sampai ke suatu desa yang namanya Sukomangli, bagi yang sudah sering ke sana tentu bukan hal yang susah untuk menemukan desa tersebut, tetapi bagi orang dari luar kota tentu akan kesulitan untuk menemukan desa tersebut.
Ada apa sebenarnya di desa tersebut sehingga perlu kita datangi kesana ?
Di sana disebuah lemari tua, yang didalamnya tertata apik buku2 berjajar, bertengger sebuah piala kecil mungil, tapi bernilai Nasional, yah..perpustakaan itu pernah menjadi juara harapan 3 tingkat Nasional, tentu bukan hal yang mudah meraih predikat itu, untuk sebuah perpustakaan yang ada di desa dengan koleksi buku dan sarana prasarana sangat seadanya.
Adalah seorang guru Wiyata Bakti dari sebuah  Sekolah Dasar, yang mendedikasikan waktunya untuk mengelola sebuah taman bacaan, sekaligus mendampingi anak2 yang mendatangi taman bacaannya untuk belajar, mengerjakan PR, dan semua itu dilakukannya dengan gratis, dijalaninya dengan ikhlas, dan hebatnya lagi rumah mungilnya itu dia relakan untuk kegiatan tersebut, dengan mendapat support yang hebat dari istri tercintanya.....wah klop sudah, seorang 'pejuang' ilmu mendapat pendamping hidup yang sangat mengerti, duh bahagianya mereka.
Saya memang sangat trenyuh menyaksikan itu semua, seorang guru yang belum mempunyai SK apapun,apalagi sertifikasi..... tapi dedikasi dan loyalitasnya terhadap pendidikan sangat tinggi,bahkan dilirikpun tidak oleh sebagian besar pemegang kebijakan dan kewenangan,hal yang sangat ironis ditengah maraknya pendidikan sebagai skala prioritas untuk didanai dengan anggaran 20 % dari seluruh APBN.....dan dia ini pula yang pantas disebut sebagai 'pahlawan tanpa tanda jasa'.

Sayang, saya bukan milyader atau sekedar jutawan yang mampu membantu dia dengan menggelontorkan dana untuk mengembangkan dan menambah koleksi buku2nya....namun dengan segala kemampuan yang ada kami berusaha memfasilitasi bantuan yang mungkin dapat dimohonkan entah itu lembaga pemerintah, swasta maupun perorangan.....selalu kami ikut sertakan dalam event yang kami selenggarakan di tingkat Kabupaten, sekedar untuk 'memberitakan' kepada 'kawan'  bahwa ada seseorang yang pantas dibantu, disupport agar kegiatan yang dilakukan dan sngat bermanfaaat bgi anak2 dan masyarkat di lingkungannya  itu bisa mendapatkan fasilitas atau menambah koleksi buku2nya.
Yang lebih menarik, si mas yang mengelola perpustakaan tersebut, mempunyai komitment pada diri sendiri, yaitu apabila dia pergi ke 'kota', dia WAJIB membeli minimal 2 buku untuk menambah koleksi buku2nya......duh mukaku seperti ditampar oleh kenyataan itu, aku kalau masuk ke toko, hanya berfikir menambah koleksi tas,sepatu atau baju yang sudah memenuhi lemariku.
Kalau saja anda para pembaca blog saya ini sempat bertatap muka dengannya, akan kita temukan wjah yang
 ikhlas, sabar dan polos......

S ampai suatu saat do'a kami nampaknya "terdengar' oleh Allah swt.....ada 'tangan"NYA ikut  didalamnya, bantuan mulai mengalir, dari pribadi seseorang yang mulia, tanpa pamrih, hanya karena melihat foto2 kegiatan kami, beliau tergerak membantu......Alhamdulillah, air mataku hampir saja tak lagi dapat kutahan, ketika melihat wajah bahagia dengan mata yg mulai berair, menerima bantuan uang tersebut......dia tidak menduga sama sekali menerima uang sebanyak itu, dari seseorang yang baru dikenalnya pula......tapi itu kenyataan mas, bukan mimpi........dan setelah itu dari lembaga Pemerintah, dari organisasi, juga mulai memperhatkan dn memberi bantuan.
Semua yang dilakukan si mas ini memang hebat, dia berprinsip, berbuatlah sesuatu bagi sesama, maka Insya Allah Tuhan akan melihat dan mengulurkan bantuanNYA untuk kita........
Dan dengan buku, si mas ini berprinsip, dengan membaca buku maka akan selalu bertam.bah pengetahuan kita, wawasan kita ...oleh karenanya dia tidak bosan2nya mengajak anak2 dan remaja didesanya tersebut untuk  rajin membaca.
Tuhan mmang tidak tidur, selalu sja DIA mendengar dan melihat apa saja yg dilakukan hambaNYA,(medio Des2011)
Mudah2an tulisan kecil ini mampu menginspirasi kita semua.....

Selasa, 03 Mei 2011

LANGKAH KECILKU

Aku terkesiap menampak sebuah pemandangan yang teramat sangat memuakkan, di layar televisi, di halaman depan surat kabar, rapat yang dilakukan oleh orang2 berpendidikan dan terhormat, diselesaikan dengan adu jotos, bahkan arena rapat itu berubah menjadi ring tinju, meski tanpa sarung tangan...anak2 sekolahpun, yang mestinya mereka bisa bersikap santun juga menyelesaikan masalahnya dengan berantem, tawur...bahkan hanya karena berebut pacarpun dua orang gadis mencari penyelesaian dengan berkelahi, gulat dan justru disupporteri oleh kawan2nya bahkan dishooting....masya Allah.....
Berawal dari kejadian2 itu aku sempat merenung, apa yang menyebabkan bangsaku menjadi liar seperti itu, padahal bangsa ini termasyhur dengan julukan bangsa yang ramah, santun berbudi bahasa yang halus...ya Allah, apa yang menjadikan mereka seperti itu...???

Hmmm...pendidikan budi pekerti tak lagi menyentuh kehidupan mereka, aku jadi teringat ketika itu...50 tahun lalu...kami anak2 kecil, akan berlari keluar rumah, apa bila bulan bersinar terang menyinari kegelapan malam, dan kami akan bermain dengan teman2 kecilku, seakan ada ynag memberi komando, anak2 akan keluar rumah dan berkumpul  untuk menikmati sinar rembulan.

Banyak sekali macam macam permainan kami kala itu, ada Soyang, ada Jamuran, ada Gobag Sodor, dan banyak lagi.....kami benar2 bahagia saat itu, kami bisa tertawa, bernyanyi bersama, tak ada permusuhan, tak ada kekerasan, semua kami lakukan dengan riang, rukun dan tertib, masing2 akan patuh pada aturan main dari setiap permainan, meski tidak ada yang mengawasi.

kami tak tahu, siapa ya yang awalnya menciptakan permainan2 itu, tapi yang jelas pada setiap permainan ada pesan moral yang disampaikan dan tertanam dalam lubuk sanubari kami, sebagai suatu memory yang indah.
Misalnya permainan dakon, yang menggunakan kecik (isi buah sawo ), kami belajar sabar, telaten , disiplin dan menghargai teman yang sedang berperan (main).
Juga permainan yang lain, mengajarkan bahwa kita harus gotong royong, rukun, dan kerja sama yang baik, yang semua itu akan menghantarkan pada keberhasilan memenangkan permainan itu.

Dan akupun terhenyak, iya ya...mengapa permainan anak jaman kecilku itu, kini tak lagi pernah dimainkan anak2 ya..? situasi dan kondisi memang berbeda, tapi kupikir tak ada jeleknya permainan yang penuh falsafah kehidupan itu dimainkan lagi oleh anak.anak, supaya pendidikan moral melalui permainan anak2 tersebut kembali ikut serta membentuk watak dan karakter bangsa ini.
Okey...aku akan memulainya, meski aku sadar, aku tak punya kekuatan apapun untuk mempengaruhi masyarakat melakukan apa yang kuinginkan, aku tak punya apa2 apalagi sarana dan prasarana apapun untuk melakukan itu.
Tapi aku yaqin, aku punya niat baik, hanya itu yang kumiliki, dan akupun bertekad tuk melangkah, meski aku tahu  langkah itu sangat kecil, sehingga aku tahu tak akan terdengar oleh siapapun, dan tak akan terlihat oleh siapapun..., tapi tekadku bulat sudah, kalau bukan sekarang kapan lagi aku bisa melakukan, kemudian siapa yang mau melakukan kalau bukan kita ?
Sudahlah...aku mantap untuk melakukan festival dolanan anak, supaya budaya yang telah terkubur itu, muncul lagi, dimainkan lagi oleh anak2, aku ingin meski peran itu sangat kecil, tapi aku ikut serta ambil peran dalam membentuk watak dan kepribadian anak bangsa ini, menjadi bangsa yang luhur budi bahasanya, lembut tutut katanya.
Dan....aku sempat menitikkan air mata, ketika niatku itu mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari teman2 sejawatku, dari masyarakat...., ternyata masih banyak yang menginginkan permainan itu kembali dijadikan alat membentuk watak bangsa.
Apalagi, ketika permainan itu benar2 terwujud dimainkan oleh anak2 dari seantero kabupaten, dalam festival yang kami gelar, aku benar2 tak kuasa lagi menahan titik air mata haru.

Terbukti sudah, niat kami yang baik,, akan mendapatkan kemudahan dari Allah swt, semuanya rasanya jadi begitu mudah, dan terealisir sudah festival kami gelar, dan yang membuatku bangga sekaligus terharu, sambutan masyarakat, yang nota bene adalah para pendidik itu, sangat luar biasa.
Tentu tak hanya itu yang akan kami lakukan, kami akan terus berjuang membawa masuk permainan itu kedalam dunia pendidikan, menjadikannya muatan lokal, yang akan selalu dimainkan anak2 tersebut.
Langkah kami memang masih jauh, tapi kami harus memulainya.

Kami berharap, apa yang kami lakukan ini kelak ketka kami mungkin sdh tidak berada didunia ini, sudah berhasil membentuk jiwa anak bangsa menjadi bangsa yang berbudi bahasa yang luhur, santun dan terpuji, .

Mudah2an langkah kecilku ini mampu memberikan manfaat dalam membentuk karakter bangsa ini dan semoga disamping anak2 harus menguasai teknologi, mereka harus menjadi pribadi yang santun.***.



                                                                                                            Awal Mei 2011
                                                                                                                jeng tuti   

Senin, 02 Mei 2011

AKU SEORANG WANITA

Aku seorang wanita……, tak seorangpun menyangsikan itu, apa lagi dari rahimku telah terlahir seorang putra yang ganteng dan seorang putri yang cantik, tapi bukan hanya sekedar pengakuan itu yang aku butuhkan, tapi sesuatu yang merupakan tuntutan peran dari seorang wanita.
Melahirkan, sebagai seorang wanita adalah tugas yang sudah merupakan kodrat, dan Alkhamdulillah aku diberi kepercayaan oleh Allah untuk itu, bersyukur tentu saja tak henti hentinya kulakukan.
Namun  seiring dengan itu ada hal yang selalu menggelitik hati ini, tugasku tentu bukan hanya melahirkan mereka, disamping itu masih ada tugas yang lebih berat dan cukup menguras energy, yakni membesarkan dan mendidik mereka dengan segenap kasih sayang yang kumiliki, serta menghantarkan mereka menuju gerbang yang namanya ‘bermasyarakat’, yaitu menikah, bekerja dan seterusnya, menjadi  mahluk social yang harus berada di tengah2 masyarakat dengan segala aspeknya, yang tentu membutuhkan persiapan dan bekal yang sangat komplit yang harus mereka miliki.
Sepertinya baru kemarin, aku sebagai ibunya anak2, menyiapkan baju seragam Taman Kanak Kanak, baru kemarin rasanya aku menyuapinya, tak terasa sekarang mereka berdua sudah menginjak dewasa,kuliah sudah diselesaikannya, dan yang kecilpun saat ini sedang menyusun skripsinya.
Duh bahagia rasanya memandangi anak2ku kini sudah dewasa…aku jadi teringat kala aku harus mengasuh mereka seorang diri, karena bapaknya sedang memulai karir dikota lain yang cukup jauh, dan hanya seminggu sekali dapat mengunjungi kami, aku yang selalu menghadapi seorang diri anak anak yang bisa dikatakan besar di rumah sakit, karena hampir 2 – 3 bulan sekali harus opname karena sakit dan kejang2…. Tapi Alhamdulillah, semua dapat kami lalui, dan  mereka sudah dewasa.
Aku sebagai ibunya, kadang ter heran2 dengan sikap anak2….aku terkadang lupa mereka sudah bukan anak kecil lagi, yang bisa didikte sesuai keinginan kita, mereka sudah punya prinsip sendiri, lengkap dengan segudang argumentasinya yang sangat logis, dan kami orang tuaya memang harus bisa menerima itu sebagai suatu kedewasaan yang mereka miliki.
Kadang memang, sebagai orang tua kami kaget ketika mereka ‘melawan’, tetapi seketika itu pula kami menyadari, bahwa anak2 sudah waktunya mempunyai ‘sikap’, yang kadang kadang tidak sejalan dengan pikiran kami sebagai  orang tua, tetapi kami harus bisa menerima itu, sepanjang mereka tetap berada di jalan yang diridhoi Allah swt.
Sebagai seorang wanita, tentu saja aku bangga, karena aku mendapatkan peran yang tak mungkin tergantikan oleh siapapun, yaitu peranku sebagai ibu.
Aku sangat takjub ketika dalam rahimku saat itu mulai tumbuh sesuatu yang hidup, berdetak, kemudian ketika semakin besar sesuatu yang ada dan tumbuh dalam rahim tersebut, semakin kuat gerakannya,bahkan menendang ke kanan dan kekiri…aku bahagia dan bersyukur, dan aku semakin memuji kebesaranNYA.
Sebagai wanita aku merasa sempurna, tinggallah kini aku haarus buktikan, akupun mampu membesarkan mereka, anak anak yang kulahirkan dan menjadikan mereka manusia yang berkualitas, yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, Negara dan Bangsanya.
Fondasi agama tentu menjadi satu keharusan bagi mereka, karena dengan mereka memiliki Iman didada, maka mereka Insya Allah akan selalu berjalan di jalan yang di Ridhoi Allah, menjadi umatNYA yang sholeh dan sholikhah.
Kini, tinggal sejengkal lagi mendampingi mereka, dan kini aku sebagai seorang wanita yang sekali gus sebagai ibu,sudah hampir usai tunaikan kuwajiban.
Dan rasanya memang tidak akan pernah usai melakukan’ pendampingan’ untuk anak anakku, kalau dulu secara fisik aku seagai ibunya harus mendmpingi mereka, kini lebih dibutuhkan dalam bentuk do’a yang senantiasa kupanjatkan keharibaan Allah swt.
Bahkan setiap saat memanjatkan do’a tuk anak anak, selalu saja air mata mengiringi bibirku yang gemetar mengucap pinta, meraih Ridho dan RahmatNYA,selalu saja sajadah menjadi basah oleh tetes air mata…bahkan tiap tengah malam.
Ingin rasanya aku tak beranjak dari sajadah itu, supaya Allah tak kan jauh dari langkah anak anakku  dankarena aku tak lagi mampu mengikuti kemana anak2ku pergi, aku hanya mampu mengikuti langkah anak anak dengan do’a dan cinta.
Selalu saja do’a terucap dari bibirku nan kelu…ya Allah…ya Rob, maafkan hambaMU ini, yang tak punya malu tuk selalu memohon padaMU, setiap saat kupanjatkan do’a dan mohon KAU berkenan mengabulkannya, do’a tuk anak2ku ya Allah, anak2  amanah yang KAU berikan pada hamba, aku sangat tahu apa saja kelebihan dan kekurangan anak2ku, namun aku mohon, berikanlah kemudahan tuk anak anakku meraih kesuksessan, kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, dengan segala kelebihan sekaligus kekurangannya.
Hamba mohon kemudahan bagi mereka tuk gapai keberhasilan, namun hamba juga memohon berikan kekuatan pada anak anakku, agar mereka mampu menjadi umatMU yang selalu  mendirikan sholat,  melaksanakan perintahMU dan menjauhi laranganMU, dan menjadi manusia yang tegar dan kuat dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini.
Dengan demikian ya Allah, aku akan merasa menjadi wanita yang bisa melaksnakan tugas kuwajibanku dengan sempurna, dan tak sia sia rasanya hidup ini, apa bila aku berhasil mambimbing anak anak menjadi anak yang sholeh dan solikhah
Amin Ya Robbal’alamin
 
                                                                                                       Akhir April 2011
                                                                                                                                                 Jeng tuti

Senin, 25 April 2011

ngumpulake balung pisah

POSE DI DEPAN BIS UNS (dibawa rombongan dari Solo)
bersama kawan se-gank jaman kuliah dulu (ki-ka : yuli, tuti, is dwi)

Kartini

April...identik dengan perjuangan seorang perempuan, untuk memperjuangkan hak2nya sejajar dengan para pria, dan yg hampir tidak pernah di expose, dia ternyata juga sebagai pelopor terjemahan Al Qur'an dalam bahasa Jawa,supaya Qur'an benar2 bisa difahami dan menjadi petunjuk bagi umat Islam,melalui Kyai Sholeh Darat maka diterjemahkanlah Al Qur'an itu untuk dia...dan terinspirasi dari sebuah ayat Al Baqoroh 257, Minazh-zhulumaati illan nuuur..maka muncullah Habis Gelap Terbitlah Terang....dialah KARTINI.

D.I.L.E.M.A

DILEMMA
Manusia yang baik adalah yang mampu memberikan manfaat
bagi lingkungannya....
terobsesi itu akupun mencoba melakukan banyak hal
kuingin keberadaanku mampu menjadi 'sesuatu yg indah'
sehingga mampu menebarkan keindahan itu
namun aku tahu.....
itu tak semudah mengucap kata kata
tak semudah jua merencana
banyak rintangan dan kendala
yang siap merintang langkah kita
aku terhenyak ketika kudengar ada nada sumbang
berdenting di tengah derap langkah semangatku
dan....sejenak langkahku tertahan....
kuingin berhenti dan kembali menyendiri
meratapi segala yang terjadi.................
namun..........sepicik itukah diri ini
tak kuasa mendada sebuah konsekwensi..?
bagai mati sebelum kematian itu terjadi..
dan aku terpana menatap sejumput asa
dan.....akupun kembali membusung dada
langkahku kan tetap menapak kedepan
meraih asa meski tubuh kan penuh luka...

Ketika separuh jiwaku terluka

Ketika separuh jiwaku terluka
mungkinkah bibir ini mampu tertawa ?
bahkan tuk tersenyumpun tak kuasa...
pedih...perih.....luka kurasa..
serasa menghunjam jiwa......
dan..ada selintas tanya ...
akankah bahagia menjelma....???
ketika penantian itu terasa sia sia...
namun...sejenak kuterhenyak
saat gema suara adzan menyeruak
kuberlari.......tuk sujud berserah diri
ke haribaanMU ya Allah Maha Suci
ampuni hambaMU ini..
rengkuhlah dalam dekap Iman pada Illahi